Rekonstruksi Spirit Harmoni Agama di Daerah Rawan Konflik dengan Pendekatan Participatory Action Research
DOI:
https://doi.org/10.54471/khidmatuna.v2i2.1707Keywords:
Rekonstruksi, Harmonisasi Agama, Daerah Rawan Konflik, Participatory Action ResearchAbstract
Artikel ini hendak menjelaskan tentang dinamika pendampingan di daerah rawan konflik agama. Konflik dengan tendensi agama seringkali muncul di daerah yang memiliki diaspora etnis dan agama yang beragam. Hal ini pula yang terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, sebuah daerah dengan keragaman agama yang cukup merata. Pendampingan dilakukan untuk mewujudkan harmonisasi agama dengan pendekatan perubahan kesadaran dari masyarakat (grassroot). Pendampingan masyarakat menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Dimana dalam keselurahan proses pendampingan dari penelusuran problem hingga pemecahan masalah bersifat partisipatif. Hal ini memungkinkan harmonisasi agama terjadi dengan didahului oleh perubahan kesadasaran dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam proses pelaksanaannya secara partisipatif. Dari hasil pendampingan didapati kesimpulan bahwa dalam mewujudkan harmonisasi agama masyarakat menggunakan dua pendekatan yakni melakukan kegiatan kebudayaan secara bersama dan kegiatan sosial secara bersama-sama. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama antara lain kenduri desa, pawon urip, pembentukan kelompok seni Gita Iswara Campursari dan kemah lintas agama yang direncanakan bersama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama.