Jejak Dakwah Kiai Sebagai Creator Dalam Dinamika Perubahan Sosial

Authors

  • Rojabi Azharghany Universitas Nurul Jadid, Probolinggo

Keywords:

dakwah kiai, creator, perubahan sosial, sejarah sosial

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jejak peran dakwah dakwah kiai sebagai agen creator dalam menghadapi perubahan sosial di masyarakat. Pembahasannya dengan melakukan kajian pada hasil penelitian cendekiawan yang ditulis sejak tahun 1974 hingga sekarang, dengan menyorot kiai tidak hanya memediasi dalam perubahan masyarakat, atau bahkan mengalami stagnasi dalam perubahan. Lebih dari itu, kiai muncul sebagai agen yang aktif dalam melakukan kreasi untuk keluar dari berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi baik oleh dirinya, pesantren maupun masyarakat. Untuk tujuan tersebut, metode sejarah sosial dipilih dalam penelitian ini dengan menganalisis kajian pemikiran tentang kiai yang dilakukan oleh para cendekiawan terdahulu dengan mengedepankan latarbelakang sosial dalam sejarah dakwah kiai sebagai creator dalam perubahan sosial, sekaligus memuat aspek kritis untuk menganalisis peran dakwah kiai sebagai creator dinamika perubahan sosial. Kajian ini dilakukan dengan merekonstruksi peristiwa-peristiwa sosial yang melibatkan para kiai tradisionalis di panggung sejarah perubahan sosial sejak tahun 1974 sampai saat ini. Hasilnya Pertama, Terminologi cultural broker terbantahkan dengan fakta kiai sebagai creator. Kedua, kiai melakukan modernisasi tradisi. Ketiga, politik dan pemberdayaan masyarakat diperankan oleh kiai untuk mewujudkan rahmatan lil alamin dan kemaslahatan umat. Keempat, kiai  melakukan transformasi pemikiran untuk mewujudkan masyarakat yang moderat. Kelima, kiai sebagai patron memiliki andil yang kuat dalam rangka membimbing umat. Keenam,  kiai sebagai decision maker mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat. Ketujuh, dinamika dakwah kiai dalam perubahan sosial kekuasaan mengungkap fleksibilitas peran dakwah kiai ketika berhadapan dengan kekuasaan lainnya. Kedelapan, kiai mampu memerankan sebagai influncer yang mencerdaskan umat di era digital dengan penerimaan pada semua kalangan tua maupun generasi milenial.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ashari, Luthfi. 2003. “Power Sharing Between the Kyai, Bajingan and the Village Head.” Mimeo. Jakarta.

Azizah, Nur. 2013. Artikulasi Politik Santri Dari Kiai Menjadi Bupati. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azra, Azyumardi. 2004. Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana.

Baso, Ahmad. 2007. “Pesantren Dan Kultur Damai.” In Budaya Damai Komunitas Pesantren, edited by Badrus Soleh. Jakarta: LP3ES.

Bruinessen, Martin Van. 2012. Kitab Kuning, Pesantren Dan Tarekat. Yogyakarta: Gading Publishing.

Bruinessen, Martin Van, and Farid Wajdi. 2006. “Syu ’ Un Ijtima ’ Iyah and the Kiai Rakyat : Traditionalist Islam , Civil Society and Social Concerns.” Indonesian Transition, 205–48.

Buresh, Scott Allen. 2002. Pesantren-Based Development: Islam, Education, and Economic Development in Indonesia. PhD thesis: University of Virginia.

Burhanudin, Jajat. 2012. Ulama Dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia. Jakarta: NouraBooks.

Dhofier, Zamakhsyari. 1980. The Role of The Kiai in The Maintenance of Traditional Islam in Java. Canberra: The Australian National University. https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/11271/1/Dhofier_Z_1980.pdf.

Dirdjosanjoto, Pradjarta. 1999. Memelihara Umat; Kiai Pesantren-Kiai Langgar Di Jawa. Yogyakarta: LKIS.

Djamil, Abdul. 2001. Perlawanan Kiai Desa: Pemikiran Dan Gerakan Islam KH. Ahmad Rifa’i Kalisasak. Yogyakarta: LKIS.

Fealy, Greg. 2003. Ijtihad Politik Ulama: Sejarah NU 1952-1967. Yogyakarta: LKIS.

Geertz, Clifford. 1960. “The Javanese Kijaji : The Changing Role of a Cultural Broker.” Comparative Studies in Society and History 2 (2): 228–49.

Haidar, Ali. 1994. Nahdhatul Ulama Dan Islam Di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Hall, Stuart and Held, David. 1989. “Citizens and Citizenship.” In New Times: The Changing Face of Politics in the 1990s, edited by Martin Hall, Stuart and Jacques. London: Verso.

Haris, Mohammad Akmal. 2023. “Urgensi Digitalisasi Pendidikan Pesantren Di Era Society 5.0 (Peluang Dan Tantangannya Di Pondok Pesantren Al-Amin Indramayu).” Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 6 (01): 49–64.

Harun, MB Badruddin. 2007. “Pesantren Dan Pluralisme.” In Budaya Damai Komunitas Pesantren, edited by Badrus Soleh. Jakarta: LP3ES.

Hasmiza, Hasmiza, and Ali Muhtarom. 2022. “Kiai Dan Pengembangan Kurikulum Pesantren Di Era Digitalisasi.” Arfannur 3 (3): 137–50.

Hidayat, Rachmad. 2017. “Santri , Kyai , and Ulama : Framing Masculinities within Indonesian Religius Elites,” no. August 2011: 0–14.

Horikoshi, Hiroko. 1987. Kyai Dan Perubahan Sosial. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat.

Husna, Lobelia Asmaul. 2021. “Digitalisasi Pembelajaran Sejarah Pada Pesantren Era New Normal.” Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa 11 (01): 27–33.

Isma’il, Ibnu Qoyim. 1997. Kiai Penghulu Jawa: Peranannya Di Masa Kolonial. Jakarta: Gema Insani.

Jackson, Elisabeth, and Lyn Parker. 2008. “Modernisation , Islamisation and the Future of Islamic Education in Indonesia.” Religion 42 (1): 21–53.

Jackson, Karl D. 1990. Kewibawaan Tradisional, Islam, Dan Pemberontakan: Kasus Darul Islam Jawa Barat. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kholis, Nur. 2021. “Dakwah Virtual, Generasi Z Dan Moderasi Beragama.” IQTIDA: Journal of Da’wah and Communication 1 (02): 155–68.

Kinser, Samuel. 1981. “Annaliste Paradigm? The Geohistorical Structuralism of Fernand Braudel.” The American Historical Review 86 (1): 63. https://doi.org/10.2307/1872933.

Lukens-bull, Ronald A. 2000. Teaching Morality : Javanese Islamic Education in a Globalizing Era. Journal of Arabic and Islamic Studies. Vol. 3. https://doi.org/10.1525/aeq.2001.32.3.350.

Mansurnoor, Iik. 1990. Islam in an Indonesian World: Ulama of Madura. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Mansurnoor, Iik Arifin. 1995. “Rato and Kiai in Madura. Are They Twins.” In Across Madura Strait. The Dynamics of an Insular Society, edited by et al. in Dijk, Kees van. Leiden: KITLV Press.

Mas’ud, Abdurrahman. 2004. Intelektual Pesantren : Perhelatan Agama Dan Tradisi. Yogyakarta: LKIS.

———. 2006. Dari Haramain Ke Nusantara, Jejak Intelektual Arsitek Pesantren. Jakarta: Prenada.

Masruroh, Sayidah Afyatul, and Abdul Muhid. 2022. “Migrasi Pengajian Konvensional Ke Pengajian Virtual Di Pesantren.” Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan 22 (01): 108–29.

Patoni, Achmad. 2007. Peran Kiai Pesantren Dalam Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pribadi, Yanwar. 2015. “The Klebun, the Kiai and the Blater: Notes from Western Madura, Indonesia1.” South East Asia Research 23 (3): 303–17. https://doi.org/10.5367/sear.2015.0267.

———. 2018. Islam, State and Society in Indonesia : Local Politics in Madura. New York: Routledge. http://lib1.org/_ads/35D9AC4C9B463056609C3D3C24056BB3.

Qordofa, Muhammad Qori, and Muhamad As’ ad. 2022. “Metode Dakwah KH. Ahmad Baha’uddin Nursalim (Gus Baha) Melalui Channel Santri Gayeng Di Media Youtube.” Syiar: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam 2 (1): 1–10.

Ricklefs, M. C. 2012. Islamisation and Its Opponents in Java: A Political , Social , Cultural , and Religious History , c. 1930 to the Present. Singapore: NUS Press.

Rozaki, Abdur. 2004. Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai Dan Blater Sebagai Rezim Kembar Di Madura. Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Rusydiyah, Evi Fatimatur, Halimatus Sa’diyah, and Masykurotin Azizah. 2020. “The Millennial Kiais: Contemporary Indonesian Dakwah Activism through Social Media.” Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman 15 (1): 75–97.

Said Ali, As’ad. 2008. Pergolakan Di Jantung Tradisi: NU Yang Saya Amati. Jakarta: LP3ES.

Saxebøl, Torkil. 2002. “The Madurese Ulama as Patrons,” no. May.

Setiawan, Noval. 2022. “Urgensi Dan Strategi Dakwah Santri Di Era Digitalisasi.” Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 7 (2): 223–32.

Soleh, Badrus. 2007. “Antara Konflik Dan Perdamaian: Peran Pesantren.” In Budaya Damai Komunitas Pesantren, edited by Badrus Soleh. Jakarta: LP3ES.

Suprapto, Riyadi. 1997. “Status Dan Peran Elit Agama Dalam Proses Pembangunan Desa Sesudah Diundangkannya UU Nomor 5/1979.” Universitas Airlangga.

Syafi’AS, A, and Ainun Najib. 2022. “Strategi Pembelajaran Lembaga Pendidikan Pesantren Dalam Mengahadapi Era Digitalisasi.” Sumbula: Jurnal Studi Keagamaan, Sosial Dan Budaya 7 (2): 313–37.

Syahputra, Muhammad Candra. 2020. “Jihad Santri Millennial Melawan Radikalisme Di Era Digital: Studi Gerakan Arus Informasi Santri Nusantara Di Media Sosial.” Jurnal Islam Nusantara 4 (1): 69–80.

Syarifah, Nur Laili Alfi. 2020. “Tafsir Audiovisual: Kajian Penafsiran Gus Baha Di Channel YouTube Al-Muhibbiin Dan Implikasinya Bagi Pemirsa.”

Touwen-Bouwsma, Elly. 1992. “The Ulama of Madura: Rise and Expansion of a Religious Regime.” In Faith and Polity on Religion and Politics, edited by Mart Bax and Adrianus Kloos, Peter, and Koster. Amsterdam: VU University Press.

Turmudi, Endang. 2003. Struggling for the Umma : Changing Leadership Roles of Kiai in Jombang, East Java. Canberra ACT 0200, Australia: ANU E Press. http://www.oapen.org/record/459752%5Cnhttp://www.oapen.org/download?type=document&docid=459752.

Ulum, Miftachul, and Abdul Munim. 2019. “Digitalisasi Pendidikan Pesantren (Paradigma Dan Tantangan Dalam Menjaga Kultur Pesantren).” In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars, 3:664–70.

Ummah, Athik Hidayatul. 2020. “Dakwah Digital Dan Generasi Milenial (Menelisik Strategi Dakwah Komunitas Arus Informasi Santri Nusantara).” Tasâmuh 18 (1): 54–78.

Wahid, Abdurrahman. 1974. “Pesantren Sebagai Subkultur.” In Pesantren Dan Pembaharuan, edited by Dawam Raharjo. Jakarta: LP3ES.

Ziemek, Manfred. 1983. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.

Downloads

Published

2023-07-15

Issue

Section

Articles